Kamis, 14 Agustus 2014

Teologi Negara Maritim

TEOLOGI NEGARA MARITIM

oleh Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri MS
Ketua Umum Gerakan Nelayan dan Tani Indonesia (GANTI)

Ada 3 alasan utama mengapa indonesia menjadi negara maritim yang maju, kuat, sejahtera dan berdaulat. 

Pertama fakta empiris bahwa indonesia merupsksn negara bahari dan kepulauan terbesar didunia yang tersusun atas 17.504 pulau (baru 13.466 pulau yang telah diberi nama dan didaftarkan ke PBB), memiliki 95.181 km garis pantai( terpanjang ke 2 setelah kanada), dan 75% wilayah berupa laut (5,8 juta km2) termasuk ZEEI. Sebagai catatan, Filipina sebaga negara kepualauan terbesar kedua memiliki 7.100 pulau (Aroyo, 2012). 
Di wilayah Pesisir dan laut itu terkandung kekayaan alam yang sangat besar dan beragam, baik berupa SDA yang sangat besar dan beragam baik berupa SDA terbarukan dan SDA Tak Terbarukan; maupun jasa lingkungan kelautan untuk pariwisata bahari, transportasi laut dan sumber keragaman hayati serta plasma nutfa. Kekayaan SDA dan jasa lingkungan dapat kita daya gunaan untuk kemajuan dan kemakmuran bangsa melalui sedikitnya 11 sektor ekonomi kelautan:
1. Perikanan Tangkap
2. Perikanan Budidaya
3. Industri Pengolahan Hasil Perikanan
4. Industri Bioteknologi kelautan 
5. Pertambangan dan energi
6. Pariwisata bahari
7. Hutan mangrove
8. Perhubungan Laut
9. SD Pesisir dan Pulau-pulau kecil
10. Industri dan Jasa Maritim
11. SDA Non Konvensional

Total Nilai ekonomi dari 11 sektor ekonomi kelautan dapat diperkiran mencapai USD 1,2 triliun /tahun dan dapat menyediakan lapangan kerja untuk 40 juta orang. Sampai sekarang potensi ekonomi yang luar biasa besar ibarat "raksasa yang tertidur" itu belum dimanfaatkan secara produktif dan optimal.

Kedua, Secara history sebelum penjajahan, melalui kerajaan sriwijaya, majapahit, dan sejumlah kesultanan Islam, Bangsa indonesia dengan kekuatan ekonomi, perdagangan, transportasi, dan hankam laut (seapower) pernah berjaya cukup makmur, dan disegani masyarakat dunia kala itu dengan wilayah kekuasaan hingga Campa (india), sebagian siam (thailand) dan Tiongkok.

Ketiga, Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar didunia. Bangsa indonesia memiliki landasan keyakinan (teologi) yang kokoh untuk menjadi bangsa maritim yang maju,kuat danmakmur. jumlah kata tentang laut disebutkan dalam alquran sebanyak 32 kali sedangkan banyak kata terkait daratan hanya 13 kali. Ternyata 71%, sedangkan 13 dinagi 45 itu sama dengan 29%. Persis sama dengan fakta bahwa luas laut dunia memang sekitar 71% dan luas daratan adalah 29% dari seluruh permukaann bumi, ini pasti bukan suatu kebetula melainkan design dari ALLAH agar manusia lebih mendalami,mendayagunakan dan mencintai lautan untuk keprluan hisupnya. Sebagaimna di firmankan dalam QS An-Nahl ayat 14 yang artinya "dan dialah menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan daging yang segar (ikan dan seafood) darinya dan (dari lautan itu) kamu mengeluarkan perhiasan (mutiara dan berkah lainnya yang kamu gunakan. Kamu (juga) melihat perahu berlayar padanya dan agar kamu mencari sebagian Karunia-NYA dan agar kamu bersyukur".

PEKERJAAN RUMAH KELAUTAN
Sayangnya sejak masa penjajahan sampai sebelum berdiri Kementrian Kelautan dan Perikanan, Bangsa Indonesia melupakan jati dirinya sebagai bangsa maritim terbesar didunia. SD Kelautan hanya dipandang sebelah mata. Kalaupun ada kegiatan pemanfatan, dilakukan secara kurang profesional dan ekstraktif, kurang mengindahkan aspek kelestariannya. Laut dipandang sebagai keranjang sampah dari beragam jenis limbah baik yang berasal dari kegiatan manusia didarat maupun dilaut. Dukungan Infrastruktur, permodalan IPTEK, SDM dan Kelembagaan terhadap bidang kelautan pada masa lalu sangat rendah.
Karena itu, wajar bila pencapaian hasil pembangunan kelautan masa lalu menyisakan begitu banyak pekerjaan rumah. Saat ini kontribusi seluruh sektor kelautan terhadap PDB hanya sekitar 20%. Padahal negara dengan potensi kekayaan laut yang lebih kecil ketimbang indonesia seperti islandia, norwegia, spanyol, korea, jepang, RRC, selandia baru dsn thailand kontribusi bidang kelautan sudah diatas rata-rata 30% PDB.
Gara-gara kekuatan ekonomi, transportasi dan hankam laut kita lemah, biaya logistik Indonesia menjadi yang termahl didunia, mencapai 26%PDB. Padahal negara-negara lainnya lebih rendah 15% PDB. lebih lagi 75% barang yang kita ekspor harus melalui pelabuhan singapura karena hampir semua pelabuhan indonesia belum menjadi hub port yang memenuhi sejumlah persyaratan Internasional, Selain itu dalam sistem rantai suplai dunia posisi indonesia juga belum sebagai produsen dan pemasok barang (produk) yang dibutuhkan masyrakat dunia, melainkan hanya sebagai konsumen (pasar) berbagai barang dan produk dari bangsa-bangsa lainnya.

POROS MARITIM
Kita bersyukur bahwa presiden dan wapres terpilih pada 9 juli 2014 Bapak JOKOWI dan JK memuliki visi maritim yang sangat kuat dan jelas. Sebagaiman diungkapkan dalam pidatonya diatas kapal pinisi di laut teluk jakarta seusai menerima keputusan KPU yang menetapkan kemenangan dirinya sebagai presiden RI ke-7, Jokowi bertekad menjadikan indonesia sebagai negara maritim yang maju, kuat, sejahtera, berkeadilan dan damain secarea berkelanjutan bukan hanya bangsa indonesia melainkan bangsa lainnya. Untuk mewujudkan cita-cita luhur tersebut, kita harus membangun kelautan berbasis inovasi yang inklusif dan ramah lingkungan, menyinergikan pendekatan, kesejahteraan (properity approach) dan pendekatan hankam (security and defence approach) dan mengembangkan kerja sama regional dan internasional yang saling menguntungkan. Pembangunan kelautan kedepan harus mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi (rata-rata diatas 7%/tahun)
Inklusif dan berkualitas (menciptakan banyak lapangan kerja yang menyejahterakan rakyat secara berkeadilan), ramah lingkungan serta lingkungan serta berkelanjutan. Pada tatanan praksis, semua usaha ekonomi dan pembangunan disebelas sektor ekonomi kelautan, baik yang sudah ada maupun yang baru akan dikembangkan, harus menerapkan lima prinsip berikut. 
1. Setiap unit-->Setiap unit bisnis kelautan diupayakan memenuhi skala ekonomi supaya keuntungan (pendapatan) yang diperoleh dapat menyejahterakan pelaku usaha. 
2. Menggunakan integrated supply chain menagement system dari hulu (priduksi) samapai ke hilir (Pasar).
3. Menggunakan inovasi tekhnologi dalam setiap mata rantai sistem bisnis kelautan.
4. Penguatan dan Pengembangan industri hulu danhilir, terutama untuk sektor perikanan tangkap, perikanan budidaya, industri biotekhnologi kelautan dan ESDM. Ini sangat krusial agar semua prosuk dan jasa kelautan indonesia bernilai tambah dan berdaya saing tinggi, lebih banyak menyerap tenaga kerja dan menghasilkan multipler effect.
5. Mengaplikasikan kaidah pembangunan ekonomi ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Dengan menerapkan lima prinsip pembangunan tersebut, segenap usaha individual dan kawasan industri kelautan yang ada (exixting) perlu direvitalisasi. Pada saat yang sama,kluster industri terpadu berbasis kelautan, industri manufaktur, industri teknologi informasi, industri kreatif, atau industri baru lain dengan pola kawasan lain yang sesuai mesti dikembangkan diwilayah pesisir dan pulau-pulau kecil disepanjang ALKI dan wilayah perbatasan. Dengan demikian akan terbangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi (kemakmuran) baru yang tersebar secara proporsional di seluruh wilayah NKRI yang berfungsi sebagai sabuk kedaulatan (sovereigntly belt).

Untuk mendukung pembangunan ekonomi kelautan semacam itu, infrastruktur dan koneksivitas maritim (tol laut) mesti diperbaiki dan dikembangkan, yang meliputi armada kapal pengangkut barang maupun pemunpang, pelabuhan dan industri galangan dan perawatan kapal. Bank Maritim yang khusus untuk membiayai pembangunan dan bisnis kelautan harus dibentuk mulai tahun depan. Program pendidikan,pelatihan, dan penyuluhan harus disempurnakan dan dikembangkan agar mampu menyediakan sumber daya manusia yang kompeten dan unggul di semua aspek kelautan. Kegiatan penelitian dan pengembangan kelautan mesti ditingkatkan supaya kit mampu menghasilkan tekhnologi karya bangsa sendiri sehingga daya saing dan kedaulatan bangsa semakin meningkat dan kokoh. Iklim investasi dan kemudahan berbisnis harus dibuat hankam laut dan budaya maritim harus terus ditingkatkan. Dengan peta jalan pembangunan kelautan seperti diatas, indonesia tidak hanya bakal menjadi negara maritim yang besar, kuat, maju, makmur, dan berdaulat, tetapi juga akan menjadi poros maritim dunia dalam waktu tidak terlalu lama pada tahun 2025.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar