Selasa, 12 Agustus 2014

Energi...
Berbicara mengenai energi tak lepas kaitannya dengan memanfaatkan SDA untuk kepentingan dan Kebutuhan hajat orang banyak. SDA kita sudah lama selalu dikeruk dan terus digali sampai batas akhirnya sampai ke Rumah-rumah kita dalam bentuk positif (LPG) maupun dalam bentuk Negatif (Banjir).
Melihat beberapa informasi media lokal Kabupaten Berau Energi Terbarukan dengan Menggunakan Bahan Ampas Sawit lebih memungkinkan untuk jatah listrik yang cukup tinggi.
Namun tidak semuanya dapat menikmati listrik tersebut. Entah kenapa hal ini masih tetap saja dengan alasan yang berliku-liku, baik dari Pemerintah Daerah Maupun dari PLN sendiri. Kepala Kampung Tabalar Muara (Rantau Tarik) dalam kurun waktu beberapa tahun terkahir beberapa kali mengusulkan untuk Listrik dapat masuk dikampung, Karena sudah hampir 40 tahun kampung kami belum teraliri listrik. Masa kecil sampai saat ini tetap dengan pengeluaran Pribadi, terkadang jika rezeki ada menggunakan genset sendiri. Jika tidak ada biaya terkadang hanya bermodalkan pelita dimalam hari. Bagaimana anak-anak dikampung bisa belajar jika masih menggunakan pelita.

Tanpa disadari bahwa sudah banyak kampung-kampung di Kabupaten Berau yang memiliki jaringan listrik PLN maupun swasta. Baru- baru ini Bupati berau meresmikan Pembangkit Listrik TBP (Tanjung Bunyu Perkasa). Masyarakat di 2 Kecamatan yaitu Talisayan dan Biatan akan menggunakan listrik 24 jam. Namun di beberapa Kecamatan lain seperti Kecamatan Tabalar yang merupakan tetangga dari Kecamatan Biatan hanya beberapa kampung yang sudah mendapatkan aliran listrik 12 Jam. Kampung lainnya di Kecamatan Tabalar belum sama sekali tersentuh. Salah satunya di Kampung Tabalar Muara sudah hampir 40 tahun kampung ini masih belum tersentuh oleh jaringan listrik. Menurut salah seorang warga mulai kampung ini berdiri sampai saat ini warga disini hanya menggunakan mesin donfeng dengan bahan bakar solar. Namun itu pun terkadang hanya mampu bertahan 4-5 jam. Jika seterusnya kita menggunakan lentera. Kampung Tabalar Muara memiliki -/+ 40 Kepala keluarga namun sampai saat ini belum pernah ada inisiatif untuk membuat jaringan listrik. Menurut Kepala Kampung bahwa kita sudah pernah mengusulkan sewaktu Musrembang, namun sepertinya belum menjadi prioritas. Melihat kondisi seperti ini samapai kapan anak-anak sekolah dapat belajar dengan penerangan yang baik. Terkadang mereka masih mengandalkan lentera terkadang pula pergi kerumah tetangga yang memiliki lampu genset untuk belajar. Namun sampai kapan hal ini akan terjadi jika tidak ada respon dari pemerintah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar