Berbicara mengenai energi tak lepas kaitannya dengan memanfaatkan SDA untuk kepentingan dan Kebutuhan hajat orang banyak. SDA kita sudah lama selalu dikeruk dan terus digali sampai batas akhirnya sampai ke Rumah-rumah kita dalam bentuk positif (LPG) maupun dalam bentuk Negatif (Banjir).
Melihat beberapa informasi media lokal Kabupaten Berau Energi Terbarukan dengan Menggunakan Bahan Ampas Sawit lebih memungkinkan untuk jatah listrik yang cukup tinggi.
Namun tidak semuanya dapat menikmati listrik tersebut. Entah kenapa hal ini masih tetap saja dengan alasan yang berliku-liku, baik dari Pemerintah Daerah Maupun dari PLN sendiri. Kepala Kampung Tabalar Muara (Rantau Tarik) dalam kurun waktu beberapa tahun terkahir beberapa kali mengusulkan untuk Listrik dapat masuk dikampung, Karena sudah hampir 40 tahun kampung kami belum teraliri listrik. Masa kecil sampai saat ini tetap dengan pengeluaran Pribadi, terkadang jika rezeki ada menggunakan genset sendiri. Jika tidak ada biaya terkadang hanya bermodalkan pelita dimalam hari. Bagaimana anak-anak dikampung bisa belajar jika masih menggunakan pelita.
Tanpa disadari bahwa sudah banyak kampung-kampung di
Kabupaten Berau yang memiliki jaringan listrik PLN maupun swasta. Baru- baru
ini Bupati berau meresmikan Pembangkit Listrik TBP (Tanjung Bunyu Perkasa).
Masyarakat di 2 Kecamatan yaitu Talisayan dan Biatan akan menggunakan listrik
24 jam. Namun di beberapa Kecamatan lain seperti Kecamatan Tabalar yang
merupakan tetangga dari Kecamatan Biatan hanya beberapa kampung yang sudah
mendapatkan aliran listrik 12 Jam. Kampung lainnya di Kecamatan Tabalar belum
sama sekali tersentuh. Salah satunya di Kampung Tabalar Muara sudah hampir 40
tahun kampung ini masih belum tersentuh oleh jaringan listrik. Menurut salah
seorang warga mulai kampung ini berdiri sampai saat ini warga disini hanya
menggunakan mesin donfeng dengan bahan bakar solar. Namun itu pun terkadang
hanya mampu bertahan 4-5 jam. Jika seterusnya kita menggunakan lentera. Kampung
Tabalar Muara memiliki -/+ 40 Kepala keluarga namun sampai saat ini belum
pernah ada inisiatif untuk membuat jaringan listrik. Menurut Kepala Kampung
bahwa kita sudah pernah mengusulkan sewaktu Musrembang, namun sepertinya belum
menjadi prioritas. Melihat kondisi seperti ini samapai kapan anak-anak sekolah
dapat belajar dengan penerangan yang baik. Terkadang mereka masih mengandalkan
lentera terkadang pula pergi kerumah tetangga yang memiliki lampu genset untuk
belajar. Namun sampai kapan hal ini akan terjadi jika tidak ada respon dari
pemerintah
.jpg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar