Selasa, 23 September 2014

Manusia vs Satwa

PONTIANAK, KOMPAS.com – Konflik manusia dengan satwa liar yang dilindungi di Kalimantan Barat, kian memprihatinkan. Buruknya tata kelola hutan dan lahan di provinsi ini menjadi sumber utama pemicu terjadinya konflik berkepanjangan. Hal ini terungkap dalam sebuah diskusi tentang lingkungan yang digelardi Pontianak, Senin (22/9/2014). 

Dalam siaran persnya, Koordinator Wilayah Mongabay Indonesia Kalimantan Barat, Andi Fachrizal mengatakan, konflik satwa tidak akan terjadi begitu saja. 

“Ada persoalan besar yang turut berkontribusi menjadi pemicu konflik. Salah satunya tata kelola hutan dan lahan yang buruk,” kata Andi, Senin 922/9/2014). 

Diskusi yang diikuti perwakilan Dinas Kehutanan Kalbar, BKSDA Kalbar, LSM, jurnalis, dan mahasiswa ini berlangsung alot. Pembahasan mengerucut ke faktor penyebab terjadinya konflik. 

“Kita sudah bisa pastikan bahwa konflik manusia dengan satwa bersumber dari satu akar persoalan, yakni karut-marut pengelolaan hutan,” kata Aries Munandar, peserta diskusi dariMedia Indonesia

Aries menambahkan, ketika konflik terjadi yang berujung pada kematian satwa seperti orangutan, masyarakat senantiasa berada pada posisi yang disalahkan secara hukum. Padahal, masyarakat beranggapan satwa itu mengganggu, bahkan mengancam nyawa mereka, khususnya dalam kondisi stres. 

Sementara Henry OC dari Dinas Kehutanan Kalbar mengatakan, konflik satwa di Kalbar terjadi lantaran kesalahan kebijakan. Kecenderungan menyerahkan hutan lebih dominan dibandingkan upaya mempertahankan hutan. 

“Itu letak masalahnya. Di sisi lain, kebutuhan manusia meningkat dan menggerus habitat satwa,” ucapnya sambil menyebut kepastian regulasi soal hutan masih abu-abu. 

Saat ini, kata Henry, kekuatan Dinas Kehutanan Kalbar hanya disokong 44 Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan 115 Polisi Kehutanan (Polhut). Jumlah kekuatan personel tersebut, mereka harus mengawasi 14 juta hektar kawasan hutan di wilayah Kalbar. 

“Ini angka yang tidak seimbang dan perlu upaya lain guna menekan laju konflik antara manusia dengan satwa,” ucapnya. 

Peserta lainnya, Mursyid Hidayat dari Lembaga Gemawan menegaskan bahwa buruknya manajemen pemberian izin perkebunan kelapa sawit adalah faktor utama pemicu konflik antara manusia dengan satwa. “Ada 400.000 hektar kawasan hutan yang diputihkan melalui SK 936,” jelas Hidayat. 

Bertitik tolak dari kenyataan itu, dia minta ada evaluasi izin perkebunan kelapa sawit terlebih dahulu. Sebab, konversi hutan dan lahan menjadi perkebunan sawit inilah yang menjadi salah satu akar permasalahan terjadinya konflik manusia dan satwa. 

“Pengusaha sudah diberi izin, tapi tidak melaksanakan amanat itu sesuai izin yang dikantonginya. Hanya beberapa perusahaan sawit saja yang melaksanakan sesuai izin,” jelasnya. 

Dalam kesempatan yang sama, Hermawansyah dari Swandiri Institut berpendapat perlu proteksi kebijakan agar konflik seperti ini tak perlu berulang. 

“Sampai sekarang belum ada data yang pasti berapa luasan jelajah orangutan dalam satu kawasan. Padahal, data itu bisa membantu mencegah terjadinya konflik. Apalagi, dari draft RTRW Kalbar belum mengakomodir kebutuhan masyarakat,” jelasnya. 

Hayunieta dari BKSDA Kalbar mengatakan, pihaknya sudah membentuk satuan tugas penanggulangan konflik satwa dengan manusia. 

“Tapi itu juga belum sepenuhnya bisa menjamin bahwa kunci penanganan konflik akan selesai. Masih banyak kunci lain yang dibutuhkan. Dan itu, perlu kerja sama multi pihak agar mata rantai persoalan ini menemukan jawaban yang jelas,” ucapnya. 

Berdasarkan data BKSDA Kalbar, selama kurun waktu Juli-September 2014, aparat sudah melakukan penyelamatan satwa lindung sebanyak 15 individu. Satwa itu terdiri dari tujuh individu orangutan, tiga buaya muara, satu buaya senyulong, satu bekantan, satu binturung, satu penyu hijau, dan satu beruang.

Laporan dari New York

SBY Pelajari Ekosistem Karbon Biru untuk Jaga Kenaikan Suhu 2 Derajat Celcius

Arifin Asydhad - detikNews
Cahyo Bruri Sasmito (Setpres)
New York, - Presiden SBY membeberkan empat langkah yang dilakukan Indonesia dalam mengatasi tantangan perubahan iklim. Salah satunya, Indonesia sedang mempelajari potensi ekosistem karbon biru sebagai penyerap karbon untuk menjaga kenaikan suhu di bawah 2 derajat Celcius.

Presiden SBY menyampaikan ini dalam sesi pleno di Pleno 1 yang dipimpin Sekjen PBB Ban Ki Moon di Markas Besar PBB, New York, Selasa (23/9/2014). Presiden SBY berpidato selama 4 menit yang berisikan dua elemen kunci dari kebijakan Indonesia terhadap perubahan iklim, yaitu serangkaian langkah di tingkat nasional dan kerjasama multilateral.

"Indonesia telah mengambil sejumlah langkah strategis untuk mengatasi tantangan perubahan iklim," kata SBY. Pertama, Indonesia telah secara sukarela berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 26 persen pada tahun 2020. Target itu akan naik menjadi 41 persen dengan dukungan internasional. "Untuk memenuhi janji ini, kami telah memberlakukan moratorium izin baru pada hutan primer dan lahan gambut sejak Mei 2011," kata SBY.

Kedua, Indonesia tegas memerangi deforestasi dan degradasi lahan. "Untuk tujuan ini, saya antara lain mendirikan Badan Pengelola Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi (REDD +) yang bertugas meningkatkan tata kelola hutan. Saya senang menyebutkan bahwa dengan kerja sama yang erat dengan Pemerintah Norwegia kita dapat melakukan pengurangan emisi dan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat lokal di kawasan hutan dan lahan gambut kami," ujar dia.

Ketiga, Indonesia sedang mempelajari potensi ekosistem karbon biru sebagai penyerap karbon. "Hal ini bisa mendukung upaya global untuk menjaga kenaikan suhu di bawah 2 derajat Celcius," kata SBY. Keempat, Indonesia telah menandatangani surat persetujuan mengenai Amandemen Doha Protokol Kyoto.

Apa yang disebut karbon biru? Dalam website Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI), karbon biru adalah karbon yang diserap ekositem pantai dan laut dan mencakup lebih dari 55% karbon hijau sedunia. Sang penyerap karbon biru adalah ekosistem mangrove, rawa payau dan padang lamun. Karbon yang diserap dan disimpan oleh organisme lingkungan laut dan tersimpan dalam bentuk sedimen. Karbon tersebut dapat tertimbun tidak hanya selama puluhan tahun atau ratusan tahun (seperti halnya karbon di ekosistem hutan), tetapi selama ribuan tahun.

Sementara itu, dalam kerjasama multilateral, SBY yakin dibutuhkan usaha yang berlipat ganda dalam menyepakati perjanjian yang mengikat secara hukum untuk kerangka perubahan iklim pasca 2020. "Saya harus menggarisbawahi di sini bahwa perjanjian harus menjunjung tinggi prinsip keadilan yang meliputi mitigasi, adaptasi, dan kerangka kerja untuk implementasi. Kita harus mengerahkan upaya yang terbaik untuk menghasilkan Perubahan Iklim Perjanjian yang baru di Paris tahun depan," ujar SBY.

Dalam sidang pleno ini, para kepala negara memang diminta menyampaikan antara lain langkah-langkah yang telah ditempuh dalam mengatasai perubahan iklim serta langkah ke depannya. Salah satu yang dibahas adalah upaya untuk membatasi peningkatan suhu dunia kurang dari 2 derajat Celcius yang akan ditetapkan pada tahun 2015. 

Kantong Imut di Celana Jins Ternyata Fungsinya untuk Ini

Disadari atau tidak, ternyata celana jins dari merek yang satu dengan merek yang lain memiliki satu kesamaan yaitu memiliki kantong imut yang letaknya di sisi dalam saku depan.

Pernah Anda berpikir, apakah fungsi kantong imut yang terdapat disetiap celana jins? Seperti yang dilansir dari Bubblews.com, Selasa (23/9/2014), ternyata fungsi kantong imut di depan tersebut berkaitan dengan sejarah penemuan celana jins itu sendiri.

Pada tahun 1850-an silam, di California, Amerika Serikat dilanda demam emas, sehingga tidak sedikit kaum imigran dari berbagai bangsa di Eropa, Cina maupun Afrika yang mencoba mengadu nasib untuk mencari emas di sana. Salah satu dari imigran itu adalah seorang warga Jerman berusia 24 tahun, Levi Strauss.

Celana Berbahan Kanvas

 Di saat yang lain tengah sibuk berburu emas, dibenak Strauss malah timbul keinginan untuk membuat pakaian yang terbuat dari bahan yang kuat bagi para pemburu emas itu.

Awalnya dia membuat celana berbahan kanvas untuk tenda, namun belakangan Strauss menggunakan bahan dari Genoa Italia, yang dinamai bleu de Genes yang kemudian hingga saat ini akrab disebut dengan blue jeans.

Celana itu memang terbukti sangat kuat dan awet. Selain karena bahannya, celana tersebut terbilang kuat karena memakai semacam paku yang saat ini masih terdapat pada semua celana jins model klasik.

Menyimpan Butiran Emas

 Strauss dan rekannya Jacob Davis kemudian melengkapi celana ciptaannya dengan semacam kantung imut yang berada di atas saku depan, gunanya adalah untuk menyimpan butiran-butiran emas yang mungkin ditemukan oleh para pemburu emas. Berada di sebelah kanan karena untuk mempermudah mereka menaruh emas itu.

Lebih lanjut, setelah ratusan tahun dari penemuan pertama celana jins, para pabrikan celana jins hingga saat ini masih tetap mempertahankan kantong imut tersebut, walaupun memang saat ini fungsinya bukan lagi untuk menyimpan butiran emas lagi.

Senin, 22 September 2014

Ajib! Motor Berbahan Bakar Air

Gapey Sandy


141135248326388883
Bambang Erbata Kalingga (mengenakan t-shirt merah) sedang mendemostrasikan sepeda motor berbahan bakar air dan bensin yang lebih ekonomis, lebih irit BBM, dan sangat ramah lingkungan. (Foto: Akun Facebook Bambang Erbata Kalingga)
Pagi tadi, saya sengaja menelepon si Bata. Sengaja saya telepon sebelum matahari meninggi, karena saya tahu, si Bata seperti biasanya pasti belum bangun, alias masih mendengkur di alas tidurnya. Percakapan jarak jauh Tangerang Selatan – Cibatu, Garut, Jawa Barat itu pun sesuai dugaan saya, si Bata mengaku baru bangun tidur. “Aduh aku kira telepon dari siapa pagi-pagi begini. Badan aku capek banget. Kurang tidur aku, kalau berkunjung dan melakukan pendampingan masyarakat di sini. Tapi, semua demi kemajuan dan kesejahteraan nasib para petani di sini, demi Nuswantara, jadi aku jalani saja semampu aku,” ujar si Bata dengan suara yang masih “bau” bantal dan belum cuci muka apalagi gosok gigi.
Siapa Bata? Nama lengkapnya Bambang Erbata Kalingga. Ia akrab disapa Bata. Pria berusia 44 tahun ini memproklamirkan dirinya sebagai pendiri Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Kartika Persada yang beralamat di Kelurahan Buaran, Serpong, Tangerang Selatan. Di Buaran itu juga, Bata bersama sejumlah rekannya mengelola Sinar Abadi, sebuah bengkel alakadarnya yang menggagas dan coba mengejawantahkan berbagai proyek manufaktur serta teknologi alternatif.
14113525462090359093
Beginilah tampilan salah satu sepeda motor yang sudah dipasang rakitan dua tabung reaktor air oleh Bambang Erbata Kalingga. (Foto: Akun Facebook Bambang Erbata Kalingga)
Penulis pernah menyambangi bengkel Sinar Abadi itu. Lokasinya tak jauh dari kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), dan kampus Institut Teknologi Indonesia (ITI) di Muncul, Serpong. Tapi, tak ada hubungan sama sekali, antara bengkel Sinar Abadi dengan Puspiptek maupun Kampus “oranye” ITI. Sinar Abadi, cuma bangunan rumah yang disulap jadiworkshop “berantakan”, tempat Bata “membongkar” keilmuan di kepalanya demi mengolah dan mencipta karya.
Sejumlah karya-karya Bata yang masih ditekuni Bata sempat penulis saksikan sendiri di bengkel itu. Sebut saja misalnya, lampu air (Water Lamp)Tesla TurbineSterling Engine, Penduluman, Liquid Iston, Pembuatan es dari panas matahari, Micronidro, dan masih banyak lagi. Khusus untuk Water Lamp, Bata mengajak penulis masuk ke ruang demi ruang di bengkelnya, dan menyaksikan sendiri ada sejumlah genting atap rumah yang sengaja dicopot untuk kemudian digantikan posisinya dengan lampu air itu. “Water Lamp itu tanpa aliran listrik sama sekali, hanya menggunakan energi sinar matahari dan bias air itu sendiri. Tapi, ruangan yang gelap jadi lumayan terang ya,” kata alumni SMAN 70 Bulungan angkatan BASIS 1989 ini.
14113526051799782690
Inilah sejumlah perlatan untuk membuat dua reaktor air sebagai tambahan bahan bakar minyak pada sepeda motor sebelum dirakit. (Foto: Akun Facebook Bambang Erbata Kalingga)
Dari sekian karya-karya tadi, saat berbincang-bincang dengan Bata di teras depan bengkelnya, ada satu yang paling menarik perhatian penulis. Di halaman parkir, terlihat satu unit sepeda motor jenis “bebek”, dengan dua tabung penuh cairan di bagian depan. Nyentrik sekali. Ada motor, memakai cairan, yang bukan bensin bersubsidi, apalagi bensin nonsubsidi. Lalu apa sebenarnya cairan itu? “Ya, itu cuma air. Air biasa yang dimasukkan ke dua tabung dengan ukuran panjangnya satu jengkal jari, dan berdiameter tabung sekitar 16 centimeter,” jelas Bata.
Lho, kok isinya air? Motor “bebek” bisa melaju dengan memakai air?Hahahahaaaa …. jangan-jangan ini “bebek” betulan.
Tapi memang begitulah adanya. Berdasarkan sumber-sumber literasi yang pernah didalaminya, Bata kemudian nekat membongkar sepeda motor “bebek” miliknya. Ia nekat mengutak-atik berbagai komponen yang berkaitan dengan pengapian dan pembuangan. Hasil elaborasi Bata ternyata berhasil.Eureka! Jadilah sepeda motor yang mengolaborasikan bahan bakarnya dengan menggunakan bensin dan air. Ajib bingit!
1411352655291066797
Inilah dua reaktor air sebagai tambahan bahan bakar minyak pada sepeda motor sesudah dirakit. (Foto: Akun Facebook Bambang Erbata Kalingga)
“Sebenarnya, teknologi bahan bakar menggunakan air, bukanlah temuan atau karya baru di Indonesia, apalagi di dunia. Sudah banyak ilmuwan yang melakukan dan memanfaatkan air, untuk menggerakkan berbagai mesin produksi dan lain sebagainya,” tutur Bata merendah.
Teknologi sepeda motor yang memadukan bahan bakar berupa bensin dan air ini, lanjut Bata, sudah mulai dijajal, diujicobakan pada Desember 2008. “Idenya berasal dari masukan seorang kawan sebangku di SMA dulu. Terus, aku coba praktikkan di bengkel sini,” ungkap alumnus PMS-ITB alias Politeknik Mekanik Swiss-Institut Teknologi Bandung, 1992 ini. Pada 1990, PMS-ITB berganti nama menjadi Politeknik Manufaktur Bandung (POLMAN-Bandung).
Di Indonesia, berdasarkan googling penulis, Prof Dr Ir Djoko Sungkono M.Eng.Sc., dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Jawa Timur, sudah juga mengembangkan bahan bakar air dan bensin untuk sepeda motor dan mobil. Bahkan disebut-sebut, biaya pembelian berbagai piranti teknologi untuk memanfaatkan air sebagai tambahan bahan bakar ini tidak terlalu mahal. Hanya sekitar Rp 400 ribu untuk sepeda motor, dan dua kali lipatnya lagi untuk mobil.
14113527052034924824
Saat pemasangan dua tabung reaktor bahan bakar air ke sepeda motor. (Foto: Akun Facebook Bambang Erbata Kalingga)
Tiga Skenario Motor Berbahan Bakar Air
Selama mengembangkan sepeda motor berbahan bakar air, Bata menyebutkan bahwa ia memiliki tiga skenario eksperimen kerja. “Aku sudah praktik dan bukan cuma teori. Skenario pertama, sepeda motor dinyalakan atau di-starter dengan menggunakan bahan bakar bensin, lalu setelah sudah jalan, bahan bakar diubah menjadi air dan bensin. Skenario kedua, motor tetap di-starter dengan menggunakan bensin, tapi setelah jalan, sepenuhnya menggunakan bahan bakar air. Untuk skenario ini, berarti harus lebih tinggi lagi produksi hidrogennya. Sedangkan untuk skenario ketiga, sepeda motor di-starter dan dijalankan atau dipacu dengan sepenuhnya menggunakan bahan bakar air,” urai Bata sengaja membocorkan rahasia eksperimentasi sepeda motor berbahan bakar airnya itu.
Menurut Bata lagi, untuk skenario ketiga, yakni men-starter dan menjalankan sepeda motor dengan menggunakan bahan bakar air, memiliki konsekwensi tersendiri yang diakuinya masih belum mampu ia wujudkan. “Skenario sepenuhnya menggunakan bahan bakar air ini sama saja artinya dengan menggunakan tabung tekanan. Tabung tekanan ini sangat berbahaya, dan jujur aku bilang, aku belum memiliki keahlian untuk menggunakan atau menguji-coba tabung bertekanan. Selain memang terlalu tinggi juga resiko ujicoba dan penggunaannya,” jujur Bata.
14113527561218106372
Sudah cukup banyak sepeda motor yang dipasang teknologi hydrogen oleh Bambang Erbata Kalingga hingga ke berbagai wilayah. (Foto: Akun Facebook Bambang Erbata Kalingga)
Dengan menggunakan campuran bahan bakar air dan juga bensin, apa tidak malah menjadikan mesin sepeda motor cepat terjadi korosi atau berkarat? Dengan enteng Bata menjawab, “Tidak akan korosi atau berkarat mesinnya. Karena yang masuk ke mesin adalah berupa gas, bukan berupa air atau H2O. Justru H2O-nya itu “dipecah” molekulnya menjadi H2 dan O2, lalu masuk ke dalam ruang pembakaran dan “dibakar”. Nah, saat di knalpot sepeda motor menjadi uap air. Itu sebabnya knalpot malah akan jadi dingin,” terang pengagum berat klub sepakbola asal Inggris, Liverpool ini.
Berdasarkan pengalaman melakukan eksperimen bahan bakar air dan bensin ini, Bata berani meyakinkan bahwa, sepeda motor yang menggunakan teknologi hydrogen ini dapat menghemat atau mengirit pemakaian bahan bakar minyak antara 40 sampai 60 persen. “Ambil contoh, kesaksian menggembirakan dari salah seorang peminat teknologi ini yang sepeda motornya sempat aku pasangkan dua tabung reaktor air. Karena katanya, dengan menggunakan bahan bakar air dan bensin pada sepeda motornya, saat ini ia hanya mengeluarkan biaya sebesar Rp 15.000 per hari untuk membeli bensin. Terbukti, ketika sepeda motornya sempat tidak menggunakan teknologi hydrogen selama dua minggu karena sesuatu alasan, orang tadi mengaku harus mengeluarkan kocek antara Rp 30.000 sampai Rp 35.000 per hari untuk membeli bensin. Jelas, bahan bakar air dan bensin, lebih irit konsumsi bahan bakar minyaknya, dan lebih irit juga di kantong,” cerita Bata penuh syukur.
14113528221782765868
Berharap political will Pemerintah untuk mendukung pengembangan pemakaian teknologi dengan energi terbarukan sekaligus untuk penyelamatan lingkungan. (Foto: Akun Facebook Bambang Erbata Kalingga)
Pengalaman Bata sendiri selama mengendarai sepeda motor jenis “bebek” dengan bahan bakar air dan bensin ini tidak jauh berbeda soal penghematan bahan bakar minyaknya. “Jarak tempuh sepeda motor aku ini setiap hari cukup jauh. Bayangkan, dari rumahku di kawasan Blok M (Jakarta Selatan), sampai bengkel aku di kawasan Buaran, Serpong (Tangerang Selatan), dan kembali lagi atau pulang pergi, aku cuma menghabiskan satu liter bensin atau bahan bakar minyak,” akunya ber-testimoni.
Penulis sempat membuka googlemaps dan melihat jarak lokasi antara Blok M menuju ke kawasan Buaran di Serpong. Hasilnya, rute terpendek adalah 24,4 kilometer, dan rute terjauh adalah sepanjang 30,2 kilometer. Ajib!
Kepada penulis, Bata mengaku lupa, sudah berapa jumlah sepeda motor yang pernah ia pasangkan teknologi berbahan bakar air dan bensin ini. “Wah, aku lupa jumlahnya. Yang pasti lebih dari sepuluh sepeda motor. Karena, aku pernah memasang teknologi bahan bakar air dan bensin ini hingga ke Pulau Kalimantan juga. Dari semua sepeda motor yang pernah saya pasangkan teknologi hydrogen, si empunya biasanya mempelajari terlebih dahulu teknologi ini, mulai dari konsep, cara pembuatan, perakitan, hinggamaintenance, dan tetek-bengek lainnya. Jadi, kalau aku sudah pasang teknologi hydrogen itu ke sepeda motor milik seseorang, ya sudah, untuk selanjutnya segala sesuatu adalah terserah kepada si empunya sepeda motor. Meskipun, aku tetap terbuka untuk dihubungi kapan saja,” tutur Bata.
1411352866204436473
Pemasangan teknologi hydrogen di satu mobil, di bengkel Bambang Erbata Kalingga. Tidak hanya di sepeda motor saja, tapi mobil keluaran tahun 1995 pun terbukti dapat lebih ekonomis, lebih irit pemakaian BBM, dan lebih minim mencemari udara, dengan memanfaatkan air sebagai bahan bakar tambahan selain BBM. (Foto: Akun Facebook Bambang Erbata Kalingga)
Mobil Berbahan Bakar Air dan Bensin
Tangan kreatif dan inovatif Bata tidak berhenti hanya pada pemasangan bahan bakar air dan bensin untuk sepeda motor saja. Lelaki yang kini gemar blusukan demi membantu petani dan pembudidaya garam untuk menggenjot produksi hasil panen di berbagai wilayah ini juga pernah melakukan eksperimen dengan memasangkan teknologi hydrogen di mobil.
“Pada tahun 2013 kemarin, aku pernah coba pasang teknologi bahan bakar air dan bensin ini di sebuah mobil. Sempat ada kendala karena suara mesin mobil menjadi agak ‘ngelitik’. Tapi setelah aku lakukan penyempurnaan, hasilnya menjadi lebih baik. Suara ‘ngelitik’ di mesin mobil tidak ada lagi, malah bias menjadi lebih halus lagi suara mesinnya. Begitu pula dengan gas buangan dari knalpot mobil, terasa menjadi lebih dingin,” ujar Bata meyakinkan.
14113529172137090628
Ukuran tabung reaktor air untuk pemasangan tambahan bahan bakar air di mobil lebih besar ukurannya dibandingkan dengan ukuran tabung reactor untuk di sepeda motor. (Foto: Akun Facebook Bambang Erbata Kalingga)
Setelah pemasangan teknologi hydrogen selesai, mobil itu oleh Bata dan sejumlah rekannya kemudian coba untuk dikendarai, sambil tentu saja dihitung jarak tempuh kilometer dan konsumsi bahan bakar minyaknya. “Pada tanggal 10 Desember 2013, mobil berbahan bakar air dan bensin ini kita coba kendarai, dari Jakarta ke wilayah Sancang di Garut, Jawa Barat. Hasilnya, dengan jarak tempu sejauh 395,4 kilometer, mobil ini hanya menghabiskan bahan bakar minyak sebanyak 33,54 liter. Artinya, jarak tempuhnya menjadi 11,789 kilometer per liter bahan bakar minyak, padahal awalnya hanya kira-kira 8 kilometer saja per liternya. Terbukti, ada pengiritan pemakaian bahan bakar minyak sebesar 47,36 persen,” begitu kalkulasi Bata.
Tak berhenti sampai di situ, mobil berbahan bakar air dan bensin ini kembali “tancap gas” dengan diujicobakan pada 18 Desember 2013 lalu, dengan rute Serpong (Tangerang Selatan) – Majalengka (Jawa Barat) – Indramayu (Jawa Barat) – Lenteng Agung, Jagakarsa (Jakarta Selatan) – Pondok Labu (Jakarta Selatan) – Serpong – lalu ke Pondok Labu lagi. Jarak tempuhnya menjadi total 1.390 kilometer, dan menghabiskan pemakaian bahan bakar minyak sebanyak 124,32 liter. “Atau, dengan kata lain, mobil keluaran tahun 1995 yang kami pasangkan bahan bakar air dan bensin ini bias mencapai jarak 11,18 kilometer untuk satu liter bensinnya,” ujar Bata lagi.
1411352956691709898
Kemana saja Bambang Erbata Kalingga pergi, ia selalu siap berdiskusi dan saling berbagi ilmu pengetahuan dengan siapa saja yang berminat menekuninya. (Foto: Akun Facebook Bambang Erbata Kalingga)
Berharap Political Will Pemerintah
Meski sudah terbukti jauh lebih ekonomis dan lebih irit, bila menerapkan teknologi hydrogen pada sepeda motor maupun mobil, bahkan lebih akrab lingkungan karena tidak menghasilkan polusi udara dari knalpot kendaraan bermotor, nyatanya menurut Bata, temuan-temuan inovatif yang sederhana serta ramah lingkungan seperti ini justru belum banyak dipercaya oleh berbagai lapisan masyarakat.
“Tidak mudah untuk membuat masyarakat percaya untuk menggunakan kendaraan bermotor dengan bahan bakar air dan bensin, terutama dari pihak-pihak yang diuntungkan oleh penjualan bensin, atau bahan bakar minyak. Padahal, gaung sumber energi terbarukan semakin kencang disuarakan. Penghematan energi harus dilaksanakan sejak dini, karena sumber-sumber bahan bakar minyak suatu saat pasti akan susut dan habis. Political willPemerintah mustinya sejak dahulu berpihak pada penggunaan energi alternatif yang ramah lingkungan,” harap Bata.
Apa yang sudah dilakukan Bata tentu menginspirasi kita semua untuk melakukan penghematan energi bahan bakar minyak sambil mencoba terus menggunakan energi alternatif terbarukan yang akrab lingkungan. Tak salah kiranya kalau karya inovatif Bata ini penulis tawarkan untuk sedikit mencuri perhatian pada Blog Movement bertajuk “Aksi Untuk Indonesia” demi menyemarakkan perhelatan tahunan Kompasianival 2014.
141135300541364292
Bambang Erbata Kalingga sedang memasangkan teknologi bahan bakar air di salah satu sepeda motor di Pasuruan, Jawa Timur. (Foto: Akun Facebook Bambang Erbata Kalingga)
Oh iya, satu lagi apresiasi yang patut disematkan ke Bata adalah, keikhlasannya bekerja di bengkel bersama rekan-rekan yang berbeda latar-belakang dan keilmuan. Tapi Bata tak ambil pusing. “Di bengkel aku, berkumpul anak-anak muda dengan beragam cerita masa lalunya. Ada yang mantan anak jalanan, pembantu rumah tangga, sopir, kernet, bahkan ada yang mantan pengguna narkoba. Kami bekerja semaksimal mungkin tanpa pernah berpikir keuntungan materi yang diperoleh. Bahkan, kalau teknologi pemanfaatan air sebagai tambahan bahan bakar minyak ini ditiru atau dipelajari oleh orang banyak, aku tidak khawatir, malah justru merasa senang bisa berbagi dan turut aktif mengkampanyekan hentikan pemanasan global,stop global warming,” tulus Bata seraya menambahkan bahwa, kini ada dua orang dari wilayah Jawa Tengah yang sudah hampir tiga bulan “mondok’ di bengkelnya untuk menimba ilmu-ilmu praktis tanpa dipungut biaya sepeser pun.
“Bengkel aku banyak dikunjungi banyak orang yang memiliki minat dan ketertarikan yang sama, meski dari berbagai latarbelakang yang berbeda, termasuk ada juga yang dari kalangan perguruan tinggi. Aku sih welcome saja, silakan datang untuk berbagi ilmu dan pengetahuan, malah aku senang bisa dikunjungi dan bertemu mereka,” jelas Bata. 
Terngiang salam cinta tanah air yang kerapkali diucapkan Bata, “SALAM NUSWANTARA!”

Jumat, 12 September 2014

Cara Alami Memberantas Nyamuk

CARA MEMBUNUH NYAMUK SECARA ALAMI
Sahabat Ummi, merasa terganggu dengan kehadiran nyamuk-nyamuk di rumah? Mungkin tips berikut ini bisa membantu mengurangi jumlah nyamuk dan serangga yang ada di rumah kita:
Bahan :
- 200 ml air panas.
- 50 gram gula merah.
- 1 gram ragi roti.
- 1 botol bekas plastik 2 liter.
Caranya:
1. Potong botol plastik (jenis PET) separuh.
2. Campurkan gula merah dengan air panas hingga lebur.
Setelah dingin tuangkan di separuh bagian bawah botol bagian dinding dalamnya hingga rata.
3. Tambah RAGI. Tidak perlu diaduk nanti akan menghasilkan Karbon Dioksida sebagai PENARIK PERHATIAN nyamuk.
4. Letakkan bagian corong botol, terbalik, ke dalam separuh botol tadi.
5. Bungkus botol dengan sesuatu yang berwarna hitam (isolasi), dan letakkan di beberapa sudut rumah, toko, sekolah, rumah sakit, ladang dll. (Terlindung dari hujan)
6. Biarkan sekitar 2 minggu atau nyamuk sudah penuh silahkan cuci botolnya dan mulai lagi dari awal.
ide : dr Giena Hadi
TAMBAHAN :
---------------
1. Agar tidak dirubungi SEMUT letakan botol tersebut di atas mangkuk/kaleng berisi air.
2. Kalo menangkap LALAT cara masih sama di atas tapi gak usah pake RAGI cukup umpan ikan mentah yang busuk dipotong kecil dimasukin botol tsb.
3. Letakan botol jauh terlindung dari hujan atau angin.
PENJELASAN ILMIAH:
----------------------------
Nyamuk sangat menyukai karbondioksida yg dihasilkan tubuh manusia, dengan membuat karbondioksida buatan, nyamuk akan menghampiri botol tersebut... lalu nyamuk masuk ke dalamnya lewat tutup atas dan terjebak di dalam botol.
Kuncinya setelah dimasukan ragi jangan diaduk agar menghasikan karbondioksida, sementara gula merah hanya sebagai reaktan aja.

Kamis, 11 September 2014

Rabu, 16-07-2014 
Snorkling dan Diving di Wakatobi
inforitel.com
Wakatobi saat ini terkenal sebagai tempat penyelaman ternama di dunia karena memiliki keanekaragaman hayati laut. Di mana keunggulan kawasan Diving di Wakatobi ini tak lain karena hamparan karangnya yang luas di sepanjang perairan Wakatobi.
Selain itu saat anda melakukan Diving di Wakatobi anda juga akan melihat topografi bawah lautnya juga kompleks dengan berbagai bentuk dan biota laut yang beraneka ragam. Di mana Diving di Wisata Indonesi Wakatobi yang mempunyai kedalaman air yang berbeda dan bervariasi bahkan titik kedalaman Di Wakatobi mencapai 1.044 meter dengan dasar perairan berpasir dan berkarang. Seperti dilansir dari WisataIndonesia.biz.

Taman Laut Kepulauan Wakatobi memilki kurang lebih 25 buah gugusan terumbu karang dengan 750 spesies di areal seluas 600 km. Karena itu kawasan ini sangat terkenal sebagai kawasan diving, snorkling dan wisata memancing. Dan salah satu jornalis selam asing pernah menulis kalau Wakatobi merupakan tempat penyelaman yang terindah di dunia. Anda juga bisa menikmati kawasan darat Taman Laut Kepulauan Wakatobi yang menyajikan pemandangan laut yang indah dan biru kontras denganwarna langit.

terletak di Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara dengan rute perjalan yang dapat di tempuh dari Via Bau- Bau ke Lasalimu kurang lebih dua jam dengan mengunakan kendaraan mobil lalu di lanjutkan ke Pulau Wangi- Wangi dengan kapal laut kurang lebih satu jam perjalanan( Pulau Wangi- Wangi adalah pintu gerbang menuju Wakatobi) 

Kisah Menyentuh Tentang Presiden Uruguay

Rabu, 10-09-2014 
Berikut 5 Kisah menyentuh tentang presiden termiskin di dunia
merdeka.com
Presiden Uruguay, Jose Mujica (78) dikenal sebagai 'Presiden Termiskin di Dunia'. Pria yang pernah dipenjara selama 14 tahun ini dikenal sebagai presiden yang tidak terlalu mementingkan protokoler kepresidenan.
Bersama dengan istrinya, Mujica tinggal di rumah sederhana kamar satu yang berada di sebuah peternakan. Selain itu dia juga mendonasikan 90 persen penghasilannya sebagai presiden sebesar US$ 12.000 perbulan.

Belum lama ini, Mujica mengunjungi Amerika untuk bertemu dengan Presiden Barrack Obama. Kepada Obama, orang Amerika harus mengurangi merokok dan belajar lebih banyak bahasa.

Berikut 5 kisah menyentuh tentang Presiden Mujica. Seperti dilansir dari laman Merdeka.com.
1. Mujica melawan perusahaan rokok raksasa Amerika
Jose Mujica dikenal sebagai presiden yang berani melawan perusahaan raksasa dunia yang dianggap merugikan rakyatnya. Salah satunya saat dia mengobarkan perlawanan terhadap perusahaan tembakau Amerika, Philip Morris.

Seperti dikutip Huffington Post, Mujica yang merupakan mantan perokok mengatakan, tembakau merupakan pembunuh, dan peredarannya harus dikontrol. Salah satu bentuk perlawanannya, pemerintah Uruguay membuat peraturan yang melarang orang merokok di tempat umum, dan perusahaan rokok diwajibkan memasang gambar penyakit yang diakibatkan oleh rokok.

Akibat peraturan tersebut, Philip Morris kemudian menuntut Uruguay sebesar US$ 25 juta melalui Bank Dunia. Tuntutan yang diajukan terkait Penyelesaian Perselisihan Investasi.

Uruguay merupakan negara Amerika Latin pertama dan negara ke lima di dunia yang menerapkan pelarangan merokok di tempat publik. Perlawanan Uruguay terhadap Philip Morris yang merupakan produsen rokok asal Amerika akan berdampak global.
2. Lebih memilih tinggal di pertanian
Presiden Uruguay, Jose Mujica dikenal sebagai 'Presiden termiskin di dunia'. Dia hidup sederhana bersama istrinya di sebuah pertanian yang hanya memiliki satu kamar tidur.

"Orang miskin bukan lah orang yang tidak memiliki apa-apa tapi orang miskin adalah orang yang selalu merasa kurang, kurang, dan kurang. Saya tidak hidup di kemiskinan, saya hidup di kesederhanaan. Hanya sedikit yang saya butuhkan dalam hidup ini."

Tidak seperti presiden lain di dunia yang setiap berangkat mau pun pulang dari kantor presiden dengan menggunakan mobil mewah, Presiden yang memiliki nama panggilan 'Pepe' ini memilih mobil dinas sebuah Volkwagen buatan tahun 1987. Saat mengendarai 'mobil rakyat' tersebut, dirinya juga bersikeras tidak ingin menggunakan iring-iringan voorijder.

Seperti dikutip Huffington Post, presiden yang mulai memimpin Uruguay sejak 2010 ini mengaku bahagia dengan apa yang dimilikinya. Dia kemudian mengingat pengalamannya selama di penjara, di mana dirinya bahagia ketika memiliki matras.

Sebagai orang nomor satu Uruguay, Mujica juga mendonasikan 90 persen gajinya. Dalam sebulan, Mujica menerima gaji sebesar US$ 12.000 perbulan.
3. Meratakan kemakmuran di negaranya
Sebagai orang nomor satu di Uruguay, Jose Mujica menginginkan adanya pemerataan kemakmuran di negaranya. Dia mengatakan, selama menjadi presiden sejak 2010, dirinya telah menurunkan angka kemiskinan dari 37 persen ke angka 11 persen.

"Bisnis selalu menginginkan keuntungan bagi dirinya. Sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk membagi keuntungan tersebut sehingga pekerja memiliki uang untuk produk yang bagus," ujar Jumica di hadapan pebisnis di U.S. Chamber of Commerce, seperti dikutip Huffington Post.

"sudah bukan rahasia, semakin kurang angka kemiskinan, semakin banyak perdagangan. Investasi terpenting yang dapat kita hasilkan adalah sumber daya manusia."

Pemerintahan Jumica mendistribusikan kebijakan yang mengatur komoditi penting seperti susu. Pemerintah juga menyediakan pendidikan dan komputer gratis kepada setiap anak kecil.
4. Mengkritik negara maju
Sebagai pemerhati lingkungan, presiden Jose Jumica berusaha menekan angka konsumerisme di negaranya. Dalam pertemuan Rio+20 Summit yang berlangsung pada 2012, dia mengkritik cara pengembangan yang dilakukan negara maju.

"Kita hampir bisa mendaur ulang segala sesuatu sekarang. Jika kita hidup dengan bijaksana, tujuh juta manusia di dunia dapat memiliki apa yang mereka butuhkan," katanya seperti dikutip Huffington Post.

Baru-baru ini, Jumica juga menolak ajakan kerja sama dengan Brazil yang akan menyediakan negaranya dengan batu bara murah. Jumica menolak tawaran Brazil karena dirinya lebih mementingkan lingkungan.
5. Pengaruh Mujica yang dijadikan bahan pembelajaran
Pengaruh Mujica, sebagai pemimpin dari negara yang hanya memiliki penduduk 3 juta jiwa telah melampaui batasannya. Di negara yang haus akan alternativ, penemuan yang dia dan koleganya lakukan telah menempatkan Uruguay sebagai negara yang dapat dijadikan pelajaran dalam kreativitas dan perkembangan pemerintahan.

Seperti dikutip Huffington Post, Presiden Jose Mujica memiliki seekor anjing yang hanya memiliki tiga kaki bernama Manuela. Anjing tersebut kehilangan kakinya saat Jumica tengah mengendarai traktor.